Cerita kumis & rambut tebal Marsekal Hadi Tjahjanto, Panglima TNI pilihan Jokowi

 
Marsekal Hadi Tjahjanto. ©2017 merdeka.com/imam buhori
Merdeka.com - Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dipastikan menjadi Panglima TNI yang baru menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yang bakal segera memasuki masa pensiun. Penunjukan Marsekal Hadi oleh Presiden Joko Widodo pun sudah disetujui oleh Komisi I DPR setelah melakukan uji kelayakan dan kepatutan, kemarin.

Ditunjuknya Hadi menjadi Panglima menjadi salah satu sejarah baru bagi TNI. Sebab, sejak era Reformasi, ini adalah kali kedua TNI dipimpin dari matra Angkatan Udara, setelah sebelumnya Marsekal Djoko Suyanto.

Marsekal Hadi merupakan perwira tinggi lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986 dan Sekolah Penerbang TNI AU 1987. Usia Hadi saat ini 53 tahun.

Nama Hadi mulai akrab dengan media ketika menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU pada 2013 lalu. Di antara Panglima TNI sebelumnya, Marsekal Hadi bisa dibilang memiliki ciri khas tersendiri dari segi fisik.

Anak dari pasangan Serma (Purn) Bambang Sudarto dan Nur Sa'adah ini memiliki ciri khas kumis dan rambut yang cukup tebal yang jarang dimiliki Panglima TNI sebelumnya. Berbeda dengan gaya prajurit TNI dengan gaya rambut cepak dan garang.

Usai menjalani uji kelayakan dan kepatutan dengan Komisi I DPR kemarin, Marsekal Hadi pun angkat bicara soal kumis lebatnya. Dia menyatakan tak akan mencukur kumisnya.

"Ini kumis sudah ciri khas, enggak bakal dicukur," katanya, di Nusantara II, DPR,Jakarta, Rabu (6/12) kemarin.

Marsekal Hadi mengaku akan mempertahankan kumis yang sudah menjadi ciri khasnya itu. Meski telah menjadi Panglima TNI, dia tak akan mengubahnya, apalagi mencukurnya.

"Ini sudah style dan saya adalah saya, jabatannya adalah Panglima TNI," kata Hadi sambil tertawa.

Dia tak banyak berkomentar atas persetujuan yang diberikan Komisi I kepada dirinya menjadi Panglima TNI. Dia hanya mengucapkan syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang mendukungnya.

"Syukur Alhamdulillah berkat doa teman-teman semua," ucap Hadi.

Sementara itu, kedua orangtua Hadi memiliki pesan khusus kepada anaknya dalam menjalankan tugas sebagai Panglima TNI nanti.

"Pokoknya laksanakan tugas dari pemerintah sebaik-baiknya, yang sabar, disiplin, tolong tidak usah neko-neko, ỵang jujur," kata ayah Hadi, Bambang Sudarto yang diamini istrinya, Nur Sa'adah di rumahnya, Desa Tamanharjo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (5/12) lalu.

Sebagai orangtua, Bambang secara berulang-ulang mengungkapkan perasaan syukur dan bangga. Doa selalu diucapkan agar anaknya diberikan kekuatan membawa amanah.

"Otomatis orangtua bangga, sangat bangga. Semua, Allah yang menentukan. Orangtua hanya mendoakan. Saya selalu mendoakan, mendoakan semua anak-anaknya," kata Bambang.

"Kemarin pas pulang sempat cerita, doakan ya bu pak, doakan saya bisa gantikan. Katanya kok ramai, saya mau diminta gantikan Pak Gatot. Minta doa restu. Doakan saja pak bu, semoga lancar tidak ada apa-apa," kisah Sa'adah menambahkan.

Bambang berpesan kepada anak pertamanya itu agar menjalin keakraban dengan anak buahnya. Sebagai pemimpin jangan asal perintah, walau itu hak seorang pimpinan.

"Ingat bapak dari orang bawahan. Semua pengalaman saya sampaikan untuk bekal sebagai pimpinan," kata Bambang. [dan]