Emak-emak Gendong Bayi di Belakang, Ini Pandangan Safety Riding

Emak-emak Gendong Bayi di Belakang, Ini Pandangan Safety RidingViral Foto Emak-emak Naik Motor dan Gendong Bayi di Belakang. Foto: Facebook
Jakarta - Belum lama ini jagat maya diramaikan dengan foto viral yang menggambarkan emak-emak naik penumpang sepeda motor gendong bayi di belakang. Foto itu pun mendapat beragam respons dari warganet.

Salah satu akun yang mem-posting foto tersebut adalah Nina Purwanti Ghassani di Facebook. Di sepeda motor itu, terlihat ada seorang pria yang mengendarai motor.

Di belakangnya ada seorang wanita yang memeluk seorang anak. Yang jadi perhatian adalah perempuan itu menggendong anak bayi di bagian belakang. Bahkan kaki bayi menyentuh pelat motor. 

"Saya nggak tahu mesti sebut apa untuk kedua orang tua ini. Itu bayi!!! Bukan boneka Astagfirullah gustiii.., rasanya lihat ini pingin meluk itu bayi, kasihan kamu nak, panas ya sayang.. bapak yang terhormat.. saya memang tidak tau bagaimana kondisi anda sebenarnya, tapi..Jika memang HARUS berpergian bersama jangan memaksakan, jika TERPAKSA pakai angkutan umum. angkot masih banyak tersedia.Ongkos mahal, NYAWA LEBIH MAHAL TIDAK TERBELI. Cukuplah! Saya sakit hati lihatnya. Marah!!" tulis akun Nina Purwanti Ghassani.

Dari segi safety riding, hal itu sangat berbahaya. Menurut Andry Berlianto, Instruktur Rifat Drive Labs sekaligus aktifitas keselamatan komunitas Safekids Indonesia, foto yang viral itu menggambarkan antara kepedulian dan ketidakpedulian orang tua yang tipis pembatasnya, plus ketidaktahuan orang tua seputar keselamatan berkendara.

Andry menegaskan, banyak efek buruk yang timbul akibat tindakan yang sangat berbahaya ini. Yang pertama, bayi tidak terpantau oleh penglihatan orang tua baik bapak yang mengendarai sepeda motor maupun ibu yang menjadi penumpang sepeda motor.

"Lalu bayi tidak terjaga maksimal dan ikatan rentan lepas atau potensi sesak nafas yang bisa dialami bayi," kata Andry kepada detikOto.

"Bayi bisa terganggu perkembangan selangkangan kaki ataupun pegal berlebih yang akan dialami si bayi. Lalu bagaimana jika si bayi terlepas atau terbentur objek lain," sambungnya.

Untuk itu, sekali lagi Andry menegaskan bahwa sepeda motor hanya dibuat untuk dua orang. Jika amat sangat memaksa, bayi bisa diletakkan di antara pengendara dan pembonceng dengan memberi jeda ruang yang cukup untuk bernafas.

"Pilih moda transportasi lain jika memungkinkan agar potensi kecelakaan dapat dikurangi," saran Andry. (rgr/ddn)